Ritual Unik, "Bantai" Keinginan Makan saat Ramadan

Galbi, berbahan dasar daging sapi
Sumber :
  • http://blog.outlet.co.id
VIVAlife - Di beberapa desa, di sepanjang Sungai Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi setiap menjelang ramadan warga selalu antusias melaksanakan tradisi leluhur. Tradisi ini dikenal dengan nama Bantaian atau Bantaian Adat. Warga setempat menyebutnya dengan Bantae atau Babantae.
Blak-blakan Soal Rizky Irmansyah, Nikita Mirzani: Perhatian Banget

Mereka menyembelih kerbau atau sapi. Bergilir dari satu desa ke desa lain. Dahulu tradisi ini hanya dilakukan di lima desa saja. Yakni Rantau Panjang, Seling, Kapuk, Pulau Aro, dan Muara Jernih. 
Saudi Arabia Makes First Debut at Miss Universe Pageant

Tidak ada yang tahu pasti, kapan tradisi ini mulai dilaksanakan dan mengapa.Yang pasti dalam tradisi tersebut warga menyembelih kerbau atau sapi milik warga setempat atau sengaja dibeli dari desa tetangga.
Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Warga yang ingin mendapatkan daging dikenakan biaya berdasarkan harga beli hewan yang disembelih. Beberapa warga juga berkelompok untuk membayar iuran atau cicilan sejak tahun sebelumnya. Untuk tahun ini mereka membayar sampai Rp250 ribu per anggota.

Pada hari bantaian, warga diperbolehkan makan dan minum sepuasnya. Tujuannya: ketika sudah mulai berpuasa keinginan serupa bisa ditahan karena sudah "dibantai" pada Hari Bantaian.

Beberapa hari sebelum tradisi bantaian juga digelar pasar rakyat. Para penjual menggelar barang dagangannya berupa makanan, alat rumah tangga, pakaian, keperluan selama ramadan, dan kebutuhan lebaran.

Bagi warga, mencicipi makanan yang dijual, memainkan aneka permainan, dan berbelanja baju lebaran adalah kesenangan tersendiri yang disuguhkan selama prosesi tradisi Bantaian.

Oleh: Jhoniimron

Artikel ini diikut sertakan dalam Lomba Tulis Ramadan Unik kanal U-Report berhadiah gadget. Kirimkan juga tulisan tentang tradisi Ramadan di daerah Anda melalui   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya