Transportasi Massal Dibangun, Permintaan Mobil Tetap Tinggi

Pengendara Mobil Terrjebak macet Saat Unjuk Rasa Buruh
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -
Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih, Ganjar: Tidak Dapat Undangan
Kemacetan Jakarta yang semakin parah membuat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengkaji secara mendalam pembangunan transportasi massal. Upaya itu mau tidak mau memengaruhi produsen mobil, salah satunya PT Toyota Astra Motor (TAM).

Jokowi Datang Melayat ke Mooryati Soedibyo, Ikut Salat Jenazah

Menanggapi hal tersebut, Johnny Darmawan, Presiden Direktur TAM, optimistis jika masyarakat masih akan membeli kendaraan pribadi. Alasan keamanan dan kenyamanan menjadi pertimbangan utama, karena transportasi massal belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sindir PDIP yang Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Silakan, Tidak Berdampak Apa-apa


"Tidak
safety
, makanya mereka masih pilih bawa mobil sendiri. Mobil itu gengsi, selama orang hidup dengan gengsi tidak mungkin tidak membeli," kata Johnny saat
media gathering
, di Plaza Bapindo, Sudirman, Jakarta, Jumat 8 Februari 2013.


Menurut dia, di negara yang sudah lebih maju seperti Singapura dan Australia misalnya, kebutuhan mobil pribadi juga masih sangat tinggi, meskipun sistem transportasi massalnya berjalan baik. Ia menuturkan, biasanya mobil yang digunakan diparkir di area stasiun.


"Mereka masih punya mobil, tapi tetap naik monorel. Mobil diparkir di suatu tempat, lalu lanjut dengan monorel," ujar Johnny.


Namun ia tidak memungkiri, keberadaan angkutan massal memang sangat diperlukan. Hal itu karena tidak semua masyarakat mampu membeli kendaraan. Menurut dia, keberadaan transportasi massal memang akan berpengaruh pada penjualan mobil, namun tidak dalam jangka panjang.


"Paling satu hingga dua bulan. Yang penting transportasi massal yang aman," kata Johnny yang memprediksi 2013 penjualan mobil naik 5-10 persen. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya