- google.com
VIVAnews - Perusahaan otomotif asal Swedia, Saab, pada hari Senin 19 Desember 2011, mengajukan pailit. Usaha selama sembilan bulan untuk menyelamatkan Saab dari jurang kebangkrutan akhir tidak berhasil.
Dilansir Reuters, Selasa 20 Desember 2011, Saab didirikan tahun 1937 di Swedia dengan bantuan pemerintah untuk membuat pesawat terbang. Hingga akhirnya Saab terbagi menjadi dua yaitu Saab AB (industri pesawat terbang) dan Saab Automobile (industri mobil). Kemudian Saab Automobile memulai membuat kendaraan tahun 1947 dengan produksi pertama diluncurkan dua tahun kemudian.
"Itu merupakan paku terakhir untuk peti mati perusahaan yang cantik ini," kata Chief Executive Saab, Victor Muller. Saab, sudah memproduksi mobil selama 64 tahun. Namun belakangan penjualan mobilnya semakin menurun.
Masa gemilang Saab adalah awal tahun 80-an. Saab meraih reputasi sebagai perintis teknologi turbocharging. Namun, menjelang akhir tahun 80-an, Saab terus mengalami kerugian. General Motors kemudian membeli 50 persen Saab Automobile dari Saab-Scania tahun 1990.
Sepuluh tahun kemudian GM membeli 50 persen saham lagi. Selama 20 tahun dimiliki GM, Saab hanya untung pada tahun 2001. Tidak adanya inovasi dari setiap produk terbarunya, membuat Saab sepi peminat. Ditambah mereka mulai sulit mendapatkan kredit dari bank.
Kemudian GM pada tahun 2008-2009 terkena krisis dan menjual Saab pada awal 2010 kepada Spyker, perusahaan mobil sport asal Belanda seharga 400 juta dolar. Kini perusahaan itu bernama Swedish Automobile.
Ditengah kesulitan keuangan dan dibutuhkan modal yang cukup besar untuk kembali membuat mobil baru. Swedish Automobile berusaha mencari dana ke berbagai pihak termasuk ke perusahaan otomotif China yaitu Youngman dan perusahaan distributor Pang Da.
Tapi hal itu tidak berhasil, pasalnya GM tidak bersedia memberikan transfer lisensi teknologi ke perusahaan China tersebut. Dan kini Saab harus masuk ke dalam peti mati.
Partai Koalisi Ganjar-Mahfud Md sedang Bahas Langkah Politik usai Putusan MK
Ketua Umum Partai Hanura mengatakan bahwa partai koalisi pengusung Ganjar-Mahfud Md masih membahas langkah politik yang akan diambil setelah putusan MK.
