- VIVAnews/Herdi Muhardi
VIVAnews - Satu lagi mainan orang kaya Indonesia diluncurkan. Setelah Ferrari 458 Spider, Maserati GranTurismo MC Stradale, dan Rolls-Royce Phantom Seri II, kini diluncurkan Porsche Boxster diluncurkan di Jakarta, Kamis 21 Juni 2012.
Mobil sports dengan atap terbuka dan dua tempat duduk ini sebenarnya telah ada. Namun, PT Eurokars Artha Utama, akan memboyong versi terbarunya.
Generasi teranyar ini lebih ringan, lebih berotot dengan guratan khas pada bodi samping. Selain itu, terdapat garis yang membentang dari sayap depan yang melengkung. "Boxster model sangat penting untuk Porsche," kata Chief Executive Officer (CEO) PT Eurokars Artha Utama, Herbert Kwew, dalam peluncuran itu.
Porsche Boxster dan Boxster S terbaru ini didukung mesin enam silinder datar dengan injeksi bensin langsung. Pada mesin ini, efisiensi ditingkatkan oleh sistem kelistrikan dan fungsi start/stop, sehingga bahan bakar lebih irit hingga 15 persen. Tentu saja, meski ber-DNA sport, gas buang mobil ini sudah masuk kategori Euro 5.
Kapasitas mesin juga diturunkan dari 2.893 cc ke 2.706 cc. Namun, dari tenaga, Boxster terbaru lebih mumpuni, dengan semburan 265 hp pada 6.700 rpm dengan torsi maksimum mencapai 280 Nm pada 4.500 sampai 6.500 rpm.
Sedangkan untuk Boxster S kapasitas mesin tetap sama, yakni menggunakan mesin 3.436 cc. Bedanya, sebelumnya hanya mampu memuntahkan tenaga 310 hp pada 6.400 rpm, sedangkan kini dapat melontarkan tenaga 315 hp pada 6.700 rpm.
Untuk akselerasi, Boxster dapat berlari dari 0 sampai 100 km per jam dalam waktu 5,8 detik dengan kecepatan tertinggi hingga 264 km per jam. Sedangkan Boxster S dari 0 sampai 100 km per jam hanya butuh 5,1 detik dengan kecepatan puncak 279 km per jam.
Soal harga, Kwew tak mau membocorkan. Dia hanya mengatakan di Eropa dijual pada 50 ribu euro atau sekitar Rp600 juta. "Kalau di Indonesia, kira-kira dua kali lipatnya," katanya. (art)
KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya
Presiden terpilih Prabowo Subianto, dikatakan tidak perlu menyetor nama-nama calon menteri, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Apalagi nama-nama itu distabilo tertentu.
